Yaa
muqollibal qulub, raja segala raja
Andainya
cinta itu boleh ku beri nama
Kupastikan
nama-Mu lah yang ada disana
Andainya
takdir hidup boleh ku minta
Maka
jadikan aku perempuan paling mulia
Aku lukisan tak
berkanvas
Tak ada gunanya tanpa
disapu kuas
Meski musim kemarau tak
kunjung lekas
Sampai detik itulah aku
perempuan terbebas
Selembar
kertas menantiku disana
Diantara
kubus-kubus menjulang mencengkeram mega
Ku
gantung mimpi-mimpi di puncak menara
Inginku
adalah abadi bersama mereka
Namun, setiap perempuan
pada akhirnya pasti dipertemukan
Dengan obsesi dan takdir
yang di gariskan Tuhan
Hanya saja, siapkah kaum
hawa membuat pilihan?
Siap atau tidak, hidup
tetap harus berjalan
Fabiayyiala
irabbikumnia tukadzibann?
Sesungguhnya
nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
Perempuan
muslimah itu adalah bintang kehidupan
Inspirasi
untuk generasi masa depan
Tak butuh bongkahan emas
atau lembaran kain membalutnya
Karena sebaik-baik
perempuan sholeha
Adalah cerminan untuk
sesamanya
Dunia adalah kabut angan
yang sekejap akan menghilang
Meski rerumputan tak
lagi memberikan senyuman
Jadilah perempuan kuat
layaknya bidadari batu karang
Lalu, langkah mana yang
sekarang akan kau dengungkan?
Imanmu
bukan barang lelangan
Akhlakmu
bukan hal untuk dipamerkan
Bahkan
untaian jilbabmu juga bukan sekedar hiasan
Jagalah,
itulah yang membuatmu istimewa hai insan Tuhan
Wahai
Engkau yang
membolak-balikkan hati,
Teguhkanlah
hatiku untuk tetap konsisten
dalam dien-Mu dan
Sehingga, sesungguhnya
tak ada nikmat Tuhan yang aku dustakan.
Filosofi;
Perempuan
adalah perempuan, setinggi-tingginya mimpi dan kesuksesan seorang perempuan
mereka tetap berkodrat perempuan, tapi ketika waktunya sampai ketika harus
memilih mengejar mimpi dengan hingar-bingar kehidupan duniawi atau menjalankan konsisten
memegang teguh keimanannya, syariatnya, sangat jarang perempuan yang memilih berikrar
dengan Tuhan ketika mereka di puncak keemasan. Karena ketika mereka memilih
menikah mereka harus melepas, merelakan semua mimpi-mimpi besarnya. Kosekuensi
ataupun cemoohan akibat keputusan tak akan menggoyahkan keimanan layaknya
Bidadari Batu Karang.
Oleh : Eny Eka Zahidatur Rohmah